Kereta Ekonomi Premium Tawang Jaya yang sedang Kami naiki telah tiba di kota Semarang. Kereta tujuan Pasar Senen - Semarang Tawang berangkat jam 06:00 pagi dan tiba pukul 13:35 sore hari. Bukan karena Kami tinggal di kota semarang. Tetapi hanya transit di kota ini dan melanjutkan kembali perjalanan ke Surabaya dengan menggunakan Kereta Ekonomi Kertajaya tujuan Semarang Tawang - Surabaya Pasar Turi.
Berhubung jadwal keberangkatan kereta menuju surabaya pukul 15:56 sore, Kami berencana menghabiskan waktu kurang lebih 1,5 jam di kawasan kota lama berjarak tak jauh dari Stasiun Tawang. Namun ternyata semua diluar dugaan. Kami salah melihat jadwal stasiun tujuan Surabaya dan terlanjur turun di Stasiun Semarang Poncol yang seharusnya Semarang Tawang.
Jarak Stasiun Semarang Poncol dan Semarang Tawang tidak terlalu jauh, hanya sekitar -/+ 2km. Setelah 2berdiskusi, akhirnya kami berdua memutuskan untuk menghabiskan waktu berjalan menuju stasiun Tawang sambil melihat-lihat suasana sekitar. Jika kami naik Go Car, tarif yang dikenakan terbilang murah, hanya 10 ribuan saja.
Mulai menyusuri jalan trotoar tampak warung bertulis "Nasi gandul khas Pati bu iss" dengan spanduk berwarna putih di seberang jalan. Karena penasaran, lalu kami berniat untuk mencicipi-nya.
warung Nasi Gandul khas Pati bu iss (foto google map) google map
|
Warung yang berada di pinggir jalan ini terlihat cukup sederhana. Tidak ada gambar atau foto masakan yang terpampang sebagai ajang menarik pelanggan. Untuk memastikan enak dan tidaknya, Kami memesan 1 porsi Nasi Gandul daging terlebih dahulu. Menu yang di tawarkan hanyalah Nasi Gandul dengan berbagai pilihan isi. Ada daging,jeroan sapi dan hati ampela. Sayang sekali terlewatkan memoto daftar menu-nya.
Tidak terlalu lama pesanan tiba. Nasi berisi daging dengan kuah kecokelatan tersaji diatas piring berlapis selembar daun pisang. Mungkin masakan khas ini memang harus di sajikan diatas daun pisang. Atau boleh jadi hanya untuk mempercantik penampilan dan penambah rasa sedap pada masakan tersebut. Karena kami terlihat sedikit bingung, sang ibu penjual memberitahu kami agar menambahkan perasan jeruk nipis pada kuah yang akan kami nikmati. "Semakin banyak akan semakin nikmat" tutur beliau.
Nasi Gandul khas Pati Bu iss |
Benar saja apa yang dikatakan ibu penjual. Nasi Gandul ini ternyata enak sekali. Sekilas tampak seperti Rawon tetapi sama sekali berbeda. Seperti ada campuran santan di dalamnya. Rasanya cenderung gurih dan tidak manis. Terlebih jika di tambah dengan perasan jeruk nipis, terasa begitu segar dan nikmat.
Nasi Gandul khas Pati Bu iss - isi daging sapi |
Kami memesan kembali Nasi Gandul dengan isian hati ampela. Dan ternyata kuah kecokelatan inilah yang membuat nasi ini terasa sedap meski tanpa isian. Rasa kenyang pun langsung teralihkan bersama sambal pedas dan juga perasan jeruk nipisnya. Satu porsi Nasi Gandul isi daging ini seharga Rp. 16.000,-. sedang jika polos tanpa isi hanya Rp. 10.000,- saja.
Nasi Gandul khas Pati Bu iss - isi hati ampela |
Setelah menyantap nikmatnya Nasi Gandul, kami berdua kembali melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Semarang Tawang untuk pulang ke Kota Surabaya. Selain berkuliner, kami juga menikmati suasana hiruk pikuk kota lama Semarang dengan bangunan tua-nya yang bersejarah.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق